- Back to Home »
- Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan dan Olahraga
Posted by : Unknown
19.11.13
Mitos : Lari
di siang hari sambil memakai jaket akan membuat berat badan cepat turun.
Fakta : Udara siang hari memang lebih mudah membuat berkeringat dan jaket akan
membuat tubuh semakin panas. Tapi, yang hilang bukan lemak, melainkan cairan
tubuh. Kebiasaan ini akan membuat organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal
terganggu. Pasalnya, kekurangan cairan membuat darah mengental. Jantung dan
ginjal juga bekerja lebih keras memompa dan menyaring darah.
Mitos : Semakin
banyak berolahraga, semakin bagus.
Fakta : Salah dan begitu pula sebaliknya. Olahraga tak harus selalu berat,
berkeringat juga belum tentu bagus. Olahraga, sama halnya dengan obat, harus
optimal. Jenis, frekuensi, dan intensitas lebih penting agar tujuan tercapai.
Mitos : Saya
rajin olahraga, jadi saya bisa makan apa saja.
Fakta : Kurang tepat. Bisa makan apa saja tapi bukan berarti kapan saja dan berapa
saja. Jika jumlah kalori yang masuk sesuai dengan jumlah kalori yang terbuang,
tak masalah. Tapi, jika kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan kalori yang
keluar, ini jelas salah.
Mitos : Bersepeda
bisa menimbulkan risiko kesehatan, di antaranya mandul.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Demikian pula dengan risiko
kanker. Ketika bersepeda, memang akan muncul gesekan yang menimbulkan panas.
Panas tersebut dapat mengaktifkan sesuatu yang tadinya tersembunyi. Jika sejak
awal sudah ada masalah seperti bibit kanker, kemungkinan kanker muncul memang
ada. Tapi, bukan berarti bersepeda menjadi penyebabnya. Untuk mencegahnya,
istirahatlah usai bersepeda. Pastikan sirkulasi udara baik, sehingga “panas” cepat
hilang.
Mitos yang mengatakan bahwa bersepeda
dapat menyebabkan wanita kehilangan keperawanan juga salah. Selaput dara berada
di dalam dan tidak mungkin rusak karena bersepeda.
Mitos : Tidak
boleh mandi air dingin setelah olahraga.
Fakta : Kurang tepat. Dari sisi kesehatan, tidak ada pengaruh
yang ditimbulkan suhu air untuk mandi. Tetapi, jika olahraga berat, ada baiknya
Anda bersantai terlebih dahulu sehingga badan tidak terlalu berkeringat. Ini
pun lebih ditujukan untuk alasan kenyamanan. Jika kita mandi dalam keadaan
berkeringat, badan akan tetap berkeringat usai mandi, sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan.
Mitos : Sit-up mampu memangkas lemak perut.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Berjalan kaki saja sebenarnya
mampu memangkas lemak perut. Lagi pula efek sit-up di
setiap orang juga tidak sama, tergantung berat badan dan tinggi tubuh.
Mitos : Olahraga
malam hari akan membuat lapar dan menggagalkan diet.
Fakta : Salah. Olahraga malam hari tidak meningkatkan nafsu
makan. Tapi, jika olahraga terlalu berat, Anda akan kesulitan tidur. Nah, di
saat seperti ini, biasanya orang akan makan atau mengemil. Atau, jika memilih
tidur dalam keadaan lapar, orang akan bangun dalam keadaan lapar berat.
Mitos : Wanita
yang berolahraga angkat beban akan memiliki tubuh seperti pria.
Fakta : Tidak benar. Wanita tidak harus menghindari jenis
olahraga ini. Kalaupun ada wanita yang memiliki otot seperti pria, dipastikan
karena pengaruh luar, misalnya mengonsumsi hormon testosteron.
Mitos : Olahraga itu harus sakit. No pain, no gain .
Fakta : Tergantung tujuan. Kalau tujuannya untuk menjadi
atlet, memang harus berolahraga di atas rata-rata. Tapi, jika hanya ingin
mendapat tubuh sehat, filosofi ini jelas salah. Olahraga berat juga harus
dilakukan setelah Anda berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan
persetujuannya. Alasannya, supaya cedera permanen dapat dicegah.
Mitos : Berenang
adalah olahraga paling tepat untuk mengurangi lemak.
Fakta : Salah. Olahraga di air justru membuat suhu tubuh dingin, sehingga
mudah membuat lapar.
Perhatikan Tiga Tanda
Olahraga, menurut dr. Michael
Triangto SpKO., tak ubahnya seperti pakaian. “Olahraga sifatnya tailor-made,
disesuaikan per orang dan tujuannya. Apakah tujuannya berolahraga sebagai
karier seperti atlet atau sekadar menjaga kebugaran?” ujar Michael.
Ada tiga cara mudah untuk mengetahui
apakah olahraga yang sudah dilakukan cocok dengan orang tertentu. Pertama,
ketahui denyut nadi normal setiap pagi ketika bngun tidur. “Denyut nadi normal
adalah 60 kali per menit. Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan
jumlah denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau
intensitas olahraga yang dilakukan.”
Kedua, jelas Michael, “Setelah
memulai olahraga, apa yang dirasakan ketika bangun pagi? Jika badan sakit dan
malah jadi malas beraktivitas, berarti ada yang salah.” Ketiga, lakukan
pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh dengan rutin. Lalu, bandingkan
hasilnya sebelum dan sesudah berolahraga. Jika hasilnya berbeda, “Berarti ada
yang salah dalam berolahraga.”
Jika merasakan tiga tanda-tanda salah
olahraga tersebut selama beberapa hari, “Segera konsultasi ke dokter untuk
menemukan penyebab dan mencari solusinya,” saran Michael.
sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Kebugaran/Mitos-dan-Fakta-Olahraga-Malam-Bikin-Lapar
Diberdayakan oleh Blogger.






